Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Pasaran

Pasaran adalah siklus waktu dengan satuan lima hari yaitu adalah Paing – Pon – Wage – Kliwon – Legi. Satuan ini dipergunakan di Jawa, Sunda, dan Bali, dengan penamaan yang berbeda. Pasaran atau Pancawara lazim dipraktikkan untuk penamaan pasar tradisional yang tidak setiap hari buka. Misalnya, "Wagenan" adalah pasar yang hanya melakukan jual-beli pada siklus Wage.

Memuliakan Penerjemahan

Mari bersama memuliakan ikhtiar-ikhtiar penerjemahan pustaka agar kehidupan kita menjadi terjaga. Di Hari Penerjemahan Internasional ( International Translation Day ) 2018 ini, izinkan saya mengapresiasi para penerjemah, para penyalin, yang telah mendedikasikan hidupnya untuk ikhtiar pengetahuan dan kemanusiaan. Senyampang dengan peringatan ini, mari bersama menjaga Jogja menjadi pusat pendidikan yang terkemuka. Salam taklim.

Mendaras doa untuk Saudara-saudara di Palu dan Donggala

“Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, kebaikan atas apa yang di dalamnya, dan kebaikan atas apa yang Kau kirimkan dengannya. Hamba memohon perlindungan kepada-Mu dari segala keburukannya, keburukan yang ada di dalamnya dan keburukan atas apa yang Kau kirimkan dengannya” (H.R. Imam Bukhari & Imam Muslim). Doa kami, semoga saudara-saudari yang terdampak gempa bumi dan tsunami Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Allah limpahkan kesabaran dan ketabahan serta yang wafat dicatat husnul khatimah. Amin ya Rabbal 'alamin. 

Alon-alon waton kelakon

Alon-alon waton kelakon Kepakaran yang tepat waktu dalam tindakan mengambil keputusan Kamus Jogja (4) Alon-alon berarti pelan-pelan dalam menjalankan tugas. Kelakon berarti tercapai. Alon-alon waton kelakon mempunyai makna biar pelan asalkan kesampaian apa yang diingini.  Pengertian alon-alon di sini adalah tindakan yang penuh dengan kecermatan dan perhitungan agar tidak tergelincir dan terpeleset sehingga terhindar dari kerugian. Alon-alon yang benar mengandung unsur hati-hati, teliti, sopan, dan berkelanjutan. Bagi pelakunya sering mendatangkan kritik, karena pihak pengamat melihatnya sebagai sesuatu yang lamban mendatangkan hasil untuk dinikmati. Kalau pekerjaan sudah selesai dan hasil telah tampak, orang lain dengan sendirinya mengakui. Kecaman dan umpatan dengan sendirinya menghilang.  Kelakon atau kesampaian merupakan buah dari alon-alon yang benar.

Ajining Salira Saka Busana

Ajining Salira Saka Busana Kehormatan penampilan diri dari kepantasan berpakaian Kamus Jogja (3) Setiap orang harus memahami konsep ajining sarira dumunung ing busana artinya badan jasmani seseorang akan dihargai jika dibungkus dengan busana yang pantas.  Pantas tidak cukup berarti bukan mahal dan mewah, tetapi cukuplah sopan dan sesuai lingkungan. Masing-masing kelompok sosial mempunyai tradisi berbusana yang berbeda. Busana kelompok tersebut merupakan kebanggaan dan kebesaran kolektif. Seragam militer misalnya menimbulkan rasa bangga dan gagah bagi prajurit. Pakaian adat membuat bangga bagi suku yang bersangkutan.  Oleh karena itu orang harus bisa membawa diri dalam berpakaian. Cara berpakaian yang luwes akan membuat mudah bergaul dengan segala lapisan sosial. Pakaian menggambarkan jiwa seseorang yang mudah dinilai pihak lain.

Visi Jogja

Kulanuwun , mari bersama meningkatkan kemuliaan martabat manusia Jogja. Sebagaimana Visi Pemerintah Provinsi DIY yaitu "Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja".

73 Tahun Kedaulatan Rakyat, koran Jogja

Selamat ulang tahun ke-73, Kedaulatan Rakyat (27 September 1945 - 2018). Salam dan sukses. Sebab sukses tu ya Migunani Tumraping Liyan . Salam Istimewa

Batik, Mbatik

Batik Kamus Jogja (2) Menurut KRT Manu W. Padmadipura, dengan merujuk Kakawin Ramayana, “batik” berasal dari “tika” (Jawa Kuna) yang berarti lukisan atau gambar sakral.  Konsep batik Jawa terdapat dalam Citrabuwana , yang menghubungkan tubuh manusia (mikrokosmos) dengan alam semesta (makrokosmos). Membatik atau dalam kosakata Jawa lazim disebut mbatik adalah melukiskan keterhubungan alam semesta yang sakral bersama manusia dengan tindakan bakti.

Untuk Indonesia Raya

"Indonesia Raya" merupakan lagu kebangsaan Republik Indonesia. "Indonesia Raya" diperkenalkan oleh W. R. Soepratman untuk pertama kali pada saat Kongres Pemuda II di Jakarta, 28 Oktober 1928.

Hamemayu Hayuning Bawana

Hamemayu Hayuning Bawana Menjaga keselamatan dan keseimbangan dunia . Kamus Jogja (1)

Salam #Istimewa

Salam #Istimewa bersama Mbak Erlin Agustina, S.H. Bersama mengikhtiarkan Hamemayu hayuning bawana di Jogja.